Senin, 12 Januari 2015

Lucy

Malam ini tak seperti biasanya. Dingin yang menusuk menembus pori-pori jaket tebalku ini mengingatkanku pada musim dingin tahun lalu. Waktu itu aku tak sempat ikut andil dalam pesta bola salju di halaman depan rumahku. Sakit cacar yang menumbangkanku dan membuatku terbaring selama dua minggu di kamar. 

Dari balik jendela yang beku kulihat saudari-saudariku, Lilia, Joy dan Ariel sedang asyik bermain dan tak menghiraukan keabsenanku disana. Tapi ya sudahlah, aku juga tidak peduli. Toh aku sudah bisa dibilang dewasa. Bukan waktunya lagi untuk gadis berusia 15 tahun untuk bermain permainan yang tak jelas itu. Ayah dan ibuku juga tak terlalu peduli terhadap anak-anaknya. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mereka pulang seminggu sekali bahkan di hari libur pun mereka kadang bekerja. Jadi, setiap hari setelah pulang sekolah biasanya aku akan asyik dengan duniaku sendiri. Dan yang kusuka hanya membaca dan berimajinasi, itu saja.
“Huuh, dinginnyaaa. Padahal sudah pakai jaket tebal nih. Ayah dan ibu sudah sampai belum yah? Haduuuh….” Gumamku dengan perasaan yang campur aduk.